Alfiyah Nur Amaliyah
Kita hidup di planet yang dinamakan “Bumi”. Bumi merupakan planet yang memiliki kehidupan di dalamnya, bahkan mungkin satu – satunya planet yang ditempati oleh makhluk hidup. Sudah sejak lama mungkin sudah berjuta – juta tahun yang lalu bumi menjadi tempat tinggal bagi makhluk hidup. Bumi merupakan planet yang terletak di tempat ke 3 setelah matahari. Dan saat ini bumi kita sudah semakin panas karena pemanasan global atau Global Warming.
Pemanasan global atau Global Warming sudah menjadi masalah hangat yang dibicarakan. Seperti kita ketahui lingkungan hidup kita adalah segalanya bagi kelangsungan hidup kita. Bila terjadi masalah atau hal – hal yang mengganggu di lingkungan hidup kita, kita harus waspada. Mulai dari masalah kecil sampai masalah besar. Salah satu contoh masalah besar di lingkungan hidup kita adalah Global Warming. Global Warming sudah menjadi masalah yang serius bagi kita bersama sebagai penduduk bumi. Global Warming sudah menjadi masalah yang serius yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia di muka bumi.
Global Warming adalah meningkatnya suhu rata – rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata – rata global bumi telah meningkat 0,74 ± 0,18˚C (1,33 ± 0,32˚F) selama seratus tahun terakhir. Menurut penelitian beberapa ilmuwan peningkatan suhu di permukaan bumi ini diakibatkan oleh oleh meningkatnya konsentrasi gas – gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.  Kurang lebih sudah 30 badan ilmiah yang telah mengemukakan pendapat tersebut, walau ada beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan pendapat tersebut.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Efek rumah kaca merupakan hal yang paling bertanggung jawab dari Global Warming. Efek rumah kaca sebenarnya dibutuhkan oleh semua makhluk hidup yang ada di bumi untuk menghangatkan permukaan bumi, jika tidak ada efek rumah kaca permukaan bumi ini akan menjadi sangat dingin. Energi matahari yang berbentuk radiasi gelombang ketika sampai di permukaan bumi akan berubah menjadi panas yang akan menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya, namun karena menumpuknya gas rumah kaca (seperti uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida, dan metana) radiasi gelombang tersebut terperangkap dalam permukaan bumi. Gas – gas tersebut menyerap panas yang seharusnya dipantulkan kembali oleh permukaan bumi, akibatnya panas tersebut akan disimpan oleh permukaan bumi. Keadaan terjadi terus – menerus sehingga menyebabkan suhu rata – rata permukaan bumi menjadi meningkat tiap tahunnya.
Bahan bakar fosil merupakan salah satu penyebab terciptanya gas efek rumah kaca. Sisa pembakaran gas fosil seperti bensin telah menciptakan gas karbon dioksida yang telah merusak lingkungan kita. Meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil akibat gaya hidup manusia menyebabkan meningkatnya gas karbon dioksida yang ada di permukaan bumi. Hutan yang seharusnya bertugas menetralisir gas karbon dioksida semakin berkurang setiap harinya. Akibatnya hutan tersebut tidak dapat menjalankan tugasnya dan karbon dioksida yang ada di permukaan bumi terus berada dipermukaan bumi dalam jumlah yang banyak.
Gas karbon dioksida ini sangat beracun dan dapat merusak lingkungan. Gas karbon dioksida ini dapat merusak ozon. Ozon merupakan lapisan permukaan bumi yang bertugas melindungi kita dari sinar ultra violet dan radiasi sinar matahari berbahaya lainnya. Ozon di permukaan bumi sudah semakin tipis, bahkan menurut penelitian lapisan ozon di permukaan bumi sudah berlubang.
Global Warming ini memiliki banyak dampak. Dampak dari Global Warming tersebut, antara lain :
·         Iklim mulai tidak stabil
·         Peningkatan permukaan laut
·         Suhu global cenderung meningkat
·         Gangguan ekologis
·         Dampak sosial dan politik (perubahan cuaca dan lautan serta pergeseran ekosistem)
Dampak Global Warming dari iklim yang tidak stabil akan menyebabkan gunung – gunung es mencair. Jika gunung – gunung es mencair volume air yang ada di permukaan bumi ini akan meningkat sehingga daratan – daratan yang ada di permukaan bumi akan tenggelam akibat gunung – gunung es yang mencair.
Saat ini sudah ada daerah es yang terkena dampak dari Global Warming, yaitu Greenland. Greenland adalah pulau yang terletak di negara Denmark, yang merupakan daerah yang ditutupi es terbesar kedua setelah Antartika. Saat ini keadaan pulau tersebut sangat mengkhawatirkan. Lapisan es tersebut mencair lebih cepat akibat kenaikan suhu laut dan udara. Salah satu tumpukan es di bagian timur laut yang diketahui mulai mencair sejak tahun 2003 baru – baru ini dikabarkan runtuh.
Laporan yang dimuat dalam jurnal Nature Climate Change edisi 16 Maret 2014 memaparkan hampir 10 miliar ton es hilang di bagian timur laut Greenland tiap tahunnya sejak tahun 2003. Padahal sisi itu dianggap paling stabil dan diprediksi tidak akan terpengaruh efek Global Warming. Peneliti iklim National Space Institute di Universitas teknik Denmark menyebutkan bahwa  kondisi tersebut adalah rekor terbaru di Greenland.
Akibat pencairan es skala besar ini, diperkirakan Greenland menyumbang sekitar 16 persen kenaikan permukaan air laut secara global. Ini semakin mengkhawatirkan karena bila seluruh volume es di Greenland meleleh total, permukaan laut global bisa naik hingga setinggi tujuh meter. Bisa dibayangkan, berapa pulau kecil yang akan hilang tersapu gelombang pasang ini.
Temuan ini memiliki dampak langsung ke wajah planet bumi di masa depan, meliputi perubahan iklim dan alasan di balik pencairan es di wilayah tersebut. Seperti yang kita ketahui, lapisan es Greenland yang sangat banyak itu akan berbahaya apabila mengalami pencairan dalam skala besar dan disebut – sebut memiliki potensi sebagai salah satu sumber bencana bumi di masa yang akan datang, lebih tepatnya beberapa abad dari sekarang. Bagi beberapa orang, es di Greenland saja memiliki cukup banyak es untuk menenggelamkan bumi.
Jika sudah seperti ini kita sebagai penduduk di bumi harusnya melakukan tindakan untuk menanggulangi Global Warming. Kunci utama untuk menanggulangi Global Warming adalah membatasi emisi karbon dioksida. Tehnik yang efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni mengganti energi minyak dengan sumber energi lainnya yang tidak mengemisikan karbon dan yang kedua penggunaan energi minyak sehemat mungkin.
Energi alternatif yang dapat digunakan diantaranya angin, sinar matahari, energy nuklir, dan panas bumi. Kincir angin dapt merubah energi angin menjadi energi listrik. Sinar matahari juga dapat dirubah menjadi energi listrik atau sumber panas yang bias dimanfaatkan seperti pemanas air, kompor matahari, dll. Energi panas bumi bisa dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik.

Selain membatasi emisi karbon dioksida, kita juga harus memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi agar dapat menyerap karbon dioksida lebih banyak sehingga karbon dioksida di permukaan bumi ini dapat berkurang dan Global Warming dapat dihentikan atau setidaknya dapat mengurangi Global Warming yang sudah terjadi di permukaan bumi ini.