A.
Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau
yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan
membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya
dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat
dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir,
bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang
memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari
merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walapun pada kenyataanya itu
hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
B.
Sejarah Awal Rokok
Rokok pertama
kali digunakan oleh orang-orang dari suku-suku di Amerika, seperti Indian, Maya, dan Aztec. Rokok pada
awalnya berupa tembakau yang dibakar dan dihisap melalui sebuah pipa. Kegiatan
ini awalnya dilakukan pada saat berkumpunya beberapa suku untuk
mempererat hubungan antar suku yang berbeda. Namun selain sebagai penguat
hubungan antar suku, banyak juga yang menggunakan tembakau sebagai media
pengobatan. Dan suku Indian menggunakannya sebagai media ritual terhadap
dewa-dewa mereka.
Kemudian, pada abad ke-16, saat Christoper
Columbus dan rombongan nya datang ke Benua Amerika, sebagian dari
mereka mencoba untuk menghisap tembakau. Dan akhirnya tertarik untuk membawa
budaya menghisap tembaku ini ke benua asal mereka, yaitu Benua Eropa. Setelah
budaya ini dibawa ke Eropa, ada seorang diplomat Prancis yang tertarik untuk
mempopulerkannya ke seluruh Eropa. Dia lah Jean Nicot,
yang kemudian namanya digunakan sebagai istilah Nikotin.
Kebiasaan merokok pun muncul di kalangan bangsawan Eropa. Namun tidak seperti
suku indian, yang menggunakannya untuk upacara ritual, para bangsawan Eropa
menggunakannya untuk kesenangan belaka.
Kepopuleran nya
yang semakin meningkat di Eropa membuat John Rolfe tertarik
untuk membudidayakan tembakau dengan lebih serius. John Rolfe adalah orang
pertama yang berhasil menanam tembakau dalam skala besar, yang kemudian diikuti
oleh perdagangan dan pengiriman tembakau dari AS ke Eropa. Secara ilmiah, buku
petunjuk bertanam tembakau pertama kali diterbitkan di Inggris pada tahun 1855.
Setelah itu,
pada abad ke-17, Para pedagang dari Spanyol masuk ke Turki, yang merupakan
negara Islam. Dan akhirnya kemudian kebiasaan merokok masuk ke negara-negara
Islam.
C.
Sejarah Rokok di Indonesia (Rokok Kretek)
Kisah
kretek bermula dari kota Kudus. Tak jelas memang
asal-usul yang akurat tentang rokok kretek. Menurut kisah yang hidup dikalangan
para pekerja pabrik rokok, riwayat kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada
kurun waktu sekitar akhir abad ke-19.
Awalnya,
penduduk asli Kudus ini merasa sakit pada bagian dada. Ia lalu mengoleskan
minyak cengkeh. Setelah itu, sakitnya pun reda. Djamari lantas
bereksperimen merajang cengkeh dan mencampurnya dengan tembakau untuk
dilinting menjadi rokok.
Kala
itu melinting rokok sudah menjadi kebiasaan kaum pria. Djamari melakukan
modifikasi dengan mencampur cengkeh. Setelah rutin menghisap rokok ciptaannya,
Djamari merasa sakitnya hilang. Ia mewartakan penemuan ini kepada kerabat
dekatnya. Berita ini pun menyebar cepat. Permintaan "rokok obat" ini
pun mengalir. Djamari melayani banyak permintaan rokok cengkeh. Lantaran ketika
dihisap, cengkeh yang terbakar mengeluarkan bunyi "keretek", maka
rokok temuan Djamari ini dikenal dengan "rokok kretek".
Awalnya,
kretek ini dibungkus klobot atau daun jagung kering.
Dijual per ikat dimana setiap ikat terdiri dari 10, tanpa selubung kemasan sama
sekali. Rokok kretek pun kian dikenal. Konon Djamari meninggal pada 1890.
Identitas dan asal-usulnya hingga kini masih samar. Hanya temuannya itu yang
terus berkembang.
Sepuluh
tahun kemudian, penemuan Djamari menjadi dagangan memikat di tangan Nitisemito,
perintis industri rokok di Kudus. Bisnis rokok dimulai oleh Nitisemito
pada 1906 dan pada 1908 usahanya resmi terdaftar dengan
merek "Tja Bal
Tiga".
Bisa dikatakan langkah Nitisemito itu menjadi tonggak tumbuhnya industri rokok
kretek di Indonesia.
Menurut
beberapa babad legenda yang beredar di Jawa, rokok sudah dikenal sudah sejak
lama. Bahkan sebelum Haji Djamari dan Nitisemito merintisnya. Tercatat
dalam Kisah Roro Mendut, yang menggambarkan seorang putri dari Pati yang
dijadikan istri oleh Tumenggung Wiroguno, salah seorang panglima perang
kepercayaan Sultan Agung menjual rokok "klobot" (rokok kretek dengan bungkus
daun jangung kering) yang disukai pembeli terutama kaum laki-laki karena rokok
itu direkatkan dengan ludahnya.
Home - TITIAN TIGERIAN TIPS - Titanium Alloy Sunglasses
T-TITIAN titanium tv alternative TIGERIAN TIPS: titanium daith jewelry This product grade 23 titanium is made in titanium-sunglasses that titanium magnetic are approximately three-fourths of the titanium piercing jewelry size of the average sunglasses. The T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-T-